Membaca judul di atas, seakan bisa dipahami bahwa di sana ada orang yang tidak serius dalam berislam. Memang begitulah realita yang ada, ternyata tidak sedikit orang yang belum serius dalam berislam. Kekurangseriusan tersebut tercermin, antara lain, dalam bentuk tidak mendalami agama dengan benar, atau tidak mempraktekkannya secara totalitas. Padahal Allah ta’ala telah mengingatkan,
“يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً”
Artinya: ”Wahai orang-orang yang beriman masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan”. QS. Al-Baqarah (2): 208.
Agar serius dalam berislam, maka kita perlu memahami dengan benar berbagai makna yang dikandung dalam kata ”Islam” itu sendiri. Yang di antaranya adalah:
1. Menerima dan berserah diri.
Hal ini merupakan salah satu prinsip dasar seorang dalam berislam. Bahwa dia harus pasrah dan menerima ajaran agama ini secara total. Sebagaimana telah dijelaskan di dalam firman Allah ta’ala,
“وَمَنْ أَحْسَنُ دِيناً مِّمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لله وَهُوَ مُحْسِنٌ”
Artinya: “Siapakah yang lebih baik agamanya dibanding orang yang dengan ikhlas berserah diri kepada Allah, sedang dia mengerjakan kebaikan“. QS. An-Nisa (4): 125.
Maka, orang yang mengaku beragama Islam, ia haruslah menerima dan pasrah dengan setiap detil ajaran Islam. Baik itu dalam akidah, ibadah maupun akhlak.
2. Merasa damai dan menebarkan kedamaian
Jika kita cermati QS. Al-Baqarah (2): 208 yang telah kami bawakan di awal makalah ini, kita akan dapatkan bahwa Allah memilih kata as-Silmu atau as-Salmu sebagai ungkapan lain dari kata Islam. Dan di antara makna yang dikandungnya adalah kedamaian.[1] Jadi, Islam merupakan agama yang mendatangkan perasaan damai dalam hati pemeluknya. Sekaligus menebarkan kedamaian dan kasih sayang untuk alam semesta. Allah ta’ala berfirman,
“وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ”
Artinya: “Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam“. QS. Al-Anbiya’ (21): 107.
3. Pemeluknya akan selamat di dunia dan akhirat
Keselamatan hamba baik di dunia maupun akhirat, yang menentukannya adalah Allah. Maka jika ia menginginkannya, tidak ada cara lain kecuali dengan mengikuti aturan yang telah digariskan Allah. Yang antara lain adalah dengan memeluk dan konsekuen dengan satu-satunya agama yang diridhai-Nya, yaitu Islam. [Baca: QS. Ali Imran (3): 19].
Maka orang Islam berhak mendapatkan keselamatan nyawa, harta, kehormatan dan lainnya saat di dunia. Sekaligus dengan izin Allah, kelak ia akan masuk ke dalam surga dengan penuh kedamaian. [Lihat: QS. Al-Hijr (15): 46]. Semoga kita termasuk golongan tersebut. Amien…
Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 10 Jumada Tsaniyah 1435 / 11 April 2014
Oleh: Abdullah Zaen, Lc., MA